Cerita Dalam Kotak #Lakuna

Etalase itu sengaja dibuat dari kaca bening transparan yang barangkali dipilih dari kualitas terbaik untuk membuat siapapun yang melintasinya bebas menengok beberapa detik. Tapi, barangkali juga kaca itu dibuat untuk melindungi ketika toko itu tutup. Sebening apapun penghalangnya tetap mampu membuat jarak untuk melindungi ataupun mengagumi. Live.

Rak – rak setinggi hampir satu setengah meter berjajar sempurna membentuk formasi lorong – lorong. Tertera angka mulai 7, 7 ½ , 8 hingga 9 atau 10 dibagian atas rak sebagai penanda ukuran sepatu. Pengelompokan itu mungkin sebagai pertanda bahwa ketika kita berbeda pun tetap ada ukuran yang sama. Dari sudutnya berdiri Kemi menuju lorong 7 ½ , jelas untuk ukuran kaki itu bukan pilihan karena itulah yang Sang Pencipta takdirkan setelah ia dewasa. Tapi, Kemi memiliki pilihan dari ukuran kakinya. Memilih sepatu mana yang ia suka, yang pantas dan nyaman.

Dande
Lagi dimana?

Kemi
Mencari hak dalam kotak

Dande
Masih sempat – sempatnya mencari hak di negara yang jarang melakukan kewajiban pada rakyatnya.

Kemi
Aih nyiyir amat. Sekedar melihat disini juga ada yang berhak dan tidak berhak, tapi sama – sama terkotak – kotak.

Dande
Itu adil namanya

Kemi
Hidup yang adil aja masih banyak yang ngerasa nggak adil. Manusia aja yang suka menuntut dan lupa rasa syukur atas cukup. Lihat meskipun ada yang berhak dan tidak memiliki hak, mereka bersama pasangannya yang pas dalam kotak menikmati keindahan mereka dari tangan yang menciptakan mereka. Tak selamanya peribahasa halaman tetangga jauh lebih hijau tepat digunakan.

Dande
Karena mereka nggak sanggup buat pindah kotak aja sih.

Kemi
No, bayangin kalau yang pakai hak pasangan sama yang nggak pake hak. Bisa membahayakan yang make, bisa jatuh karena nggak seimbang. Nggak good looking juga.

Dande
Semua memiliki keindahannya masing – masing jika mereka memilih fokus pada apa yang mereka miliki ketimbang yang tidak mereka miliki.

Kemi
Tapi, kebanyakan memilih tidak. Sepatu ke pesta akan beda sepatu buat pergi ke kantor, flat shoes selalu lebih cocok buat hangout ketimbang pake hak 10cm. Semua diciptakan pengrajin sepatu dengan keindahan masing – masing tapi kegunaannya di tempat yang sama – di kaki.

Dande
Hak 10cm -,- kalian membuat hak terlalu berlebihan

Kemi
Tergantung. Selama bisa berjalan baik secara seimbang dengan gravitasi, mau berapapun tinggi haknya asalkan itu memang tidak menyakiti, nyaman, bisa diajak lari kalau perlu 😛

Dande
Offline

Kemi kemudian menyimpan kembali handphone-nya dan kini sibuk mematut – matutkan kakinya yang bersepatu ke cermin.

“Kemi mencari sepatu ber-hak, apakah aku akan dilupakan?” begitu mungkin yang flat shoes katakan ketika Kemi menanggalkannya memantut cermin disana.

“Sepasang sepatu memiliki kesempatan mengantarkan kamu mewujudkan mimpi. Mungkin sepatu akan cepat terganti. Namun, alas melekat selalu lekat dengan ceritanya sendiri.”

Kalimat itu tertulis dalam box yang Kemi bawa ke kasir.

Semua Sama Saja

Jakarta, 151031 – 21.47

Tentang Lakuna

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *