Dari Menonton Drama

Dari menonton drama aku merasakan (lagi) jatuh cinta dan melihat banyak orang jatuh cinta. Betapa banyak dopamine yang terpompa dari melihat scene demi scene, walaupun tau semua itu hanya ‘palsu’. Lalu semua orang yang terlanjur jatuh cinta pada drama tersebut bersih keras untuk memenuhi ego mereka dengan membuntuti setiap pemeran menjadikan mereka luapan kehausan akan cinta di dunia nyata. Berharap mereka bukan sedang menipu dengan sekedar berdrama, melainkan ada nyata di dunia. Muncullah para pendukung – yang dengan ribuan alasan mencoba mencari, mengais setiap kata, data untuk mewujudkan imaji mereka tentang ‘cinta’ yang bukan sekedar drama. Itulah para pecinta, yang berusaha mengaitkan data padahal belum tentu itu adalah fakta. Mereka meyakinkan diri bahwa semua itu ‘ada’ dan benar tanpa rekayasa. Dan, di saat yang sama lahir pula para pembenci-atau yang cukup tetap waras menyadari semua hanya sekedar fiktif belaka.

Dari menonton drama aku tau arti move on yang sebenarnya. Berpindah dari satu drama ke drama yang lain. Terus menerus menonton dan membahas drama yang telah selesai adalah bentuk gagal move on yang disengaja. Padahal, tips move on hanya semudah tonton drama yang baru dan lupakan yang lama. Sebab yang lama sudah selesai, mau ditonton berjuta kali babak demi babak itu akan sama dan tidak akan pernah berubah. Ada banyak pilihan drama drama baru yang bisa dilihat, dan percayalah hanya butuh beberapa waktu untuk lupa.

Hidup ini layaknya menonton drama. Kamu hanya perlu segera menonton drama baru setiap drama itu selesai.

Sepertinya aku cukup telat untuk nonton drama.

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,”
Al-Insyirah (7)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *