Describing

“Nanti kalau habis lebaran aja kerjanya,” begitu kata saya waktu itu setelah resmi resign dari pekerjaan saya sebelumnya di Jakarta.

Dari awal setelah lulus sebetulnya memang tidak ada proyeksi untuk bekerja karena pengen segera lanjut kuliah saja. Kepergian ke Jakarta benar-benar diluar rencana pribadi saya. Awalnya saat itu saya merencanakan belajar bahasa di Pare sampai bulan Desember. Eh, Desember masih jauh sakit di badan sudah datang. Sakit inilah yang membuat saya memilih pulang ke rumah, dan alhamdulillah sakitnya berangsur pulih.

Di rumah tanpa pekerjaan, masa depan yang tiba-tiba begitu gelap. Kemudian saya memutuskan untuk merubah semua rencana yang semula A,B,C,D mungkin jadinya Z,Y,X,V. Kebetulan waktu itu ada broadcast tentang sebuah lowongan pekerjaan di perusahaan baru, awalnya temen saya yang melamar duluan hingga kemudian saya malah jadi kesana juga.

Saat itu, saya mulai menyimpulkan ‘kesuksesan adalah perjalanan bukan perhentian’.

7 Bulan di Ibu Kota

Ya, hanya 7 bulan ternyata ALLAH menakdirkan saya disana. Bersyukur jujur itu yang saya katakan. Sudah lama memang saya menasbihkan untuk yakin tidak hidup di Jakarta.

Kenapa?

Banyak sekali hal yang saya pikirkan terkait Jakarta, karier dan keluarga. Bagaimana karakter Jakarta, bagaimana karakter saya, bagaimana dinamika keluarga masa depan saya dan bagaimana juga dengan keluarga inti saya yang sekarang.

Apakah tidak mengejar karir?

Saya memilih karir dengan cara berbeda. Ada hal lain yang saya kejar, dan berharap karir mengikuti bukan sebaliknya.

Apakah menetapkan itu mudah?

Saya ketawa, tentu saja sangat sulit. Bahkan seperti berkali-kali diuji benar, apakah itu yang kamu pilih? Disaat semua orang dengan segala pecapaian mereka, gaji dsb kemudian saya masih begini-begini saja. Tapi, keyakinan saya dan support keluarga membuat saya kuat berdiri hingga hari ini.

Sekarang apa?

Saya resmi kuliah dari jam 6 sore sampai 9 malam dan bekerja dari jam 8 pagi sampai 4 sore.

Kerja dimana?

Saya bekerja di sebuah lembaga amal yang sudah sejak dulu saya kenal. Ini juga keajaiban sungguh saya tidak pernah menyangka bisa menjadi seorang content writer di kota bernama Semarang. Kalau di Jakarta pekerjaan ini mudah sekali ditemui dimana-mana, tapi untuk ukuran Semarang? Saya mendapatkan informasi lowongan dari facebook ads sewaktu bulan puasa. Sejujurnya saya sudah mulai mencari pekerjaan di jobstreet, jobsdb dll sejak bulan Juni. Lowongan di Semarang bagaimana? Tentu saja isinya marketing, pegawai bank, asuransi dll. Karena niatnya bekerja memang buat membantu orang tua dan mengisi waktu pagi hari, maka pekerjaan yang saya cari pun nggak muluk-muluk dan sebetulnya nggak harus linear dengan ilmu komunikasi. Eh, karena memang ALLAH Maha Baik Sekali justru saya malah mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan hobi saya. Udah nggak capek karena sesuai dengan keinginan ditambah disebuah lembaga yang luar biasa bagi saya. Saya juga nggak tahu kenapa ALLAH membawa saya kesini, ya barangkali saya sedang diajari banyak hal. Sekarang saya bekerja di Sedekah Rombongan bersama banyak orang dengan hati malaikat dan cerita-cerita penuh syukur dan hikmah.

https://www.instagram.com/p/BJPJm2PBB2D/?taken-by=arfikapertiwi

Dan, saya resmi bekerja setelah lebaran persis seperti apa yang saya katakan saat itu.

Hmmm… kalau gitu sekarang mau bilang nikah kapan ya enaknya? Kali aja diijabah juga persis 😀

Lurus niat, niat lurus. Doa banyak, banyak doa.

*post ini buat Agustus 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *