Sempat terpikir mungkin kenapa Sang Pecipta pertama kali menurunkan ayat ‘iqra’ yang artinya bacalah adalah karena itulah yang pertama dan utama harus kita lakukan sebagai mahluk.
Membaca bukan hanya tentang buku, kitab. Dalam agama saya pun dijelaskan bahwa alam adalah bentangan kitab. Ya, banyak kejadian yang bisa kita baca. Namun, membacanya tidak bisa sembarangan. Bukan menghakimi, bukan meramal. Tapi, semata – mata melihat dari sisi berbeda yang paling baik atas segala sesuatu yang terjadi.
Maka hidup adalah perjalanan. Perjalanan membaca hal – hal yang nampak kasat mata maupun tidak. Pemahaman pada hal – hal yang tidak kita duga – duga. Kegagalan, keberhasilan, duka maupun bahagia adalah bacaan. Setiap dari kita memiliki bukunya sendiri sama seperti kita memiliki kaki sendiri untuk melangkah, menentukan arah.
Saya pernah menjadi mahasiswa yang sangat sibuk. Super sibuk. Berkegiatan ini itu, membuat disana disitu, bersama si Ini dan si Anu. Kadang kesibukan melenakan untuk tidak membaca setiap kondisi, dan ujungnya adalah bom waktu. Tiba – tiba sudah terjadi. Kemudian bingung, linglung dan baru bertanya mengapa ini bisa terjadi.
Kadang ada waktu untuk intropeksi, tapi seringkali hal – hal baru mendatangi dan membuat yang lalu tak lagi penting lagi. Tapi, bersyukur sang Pencipta selalu memiliki cara menegur. Semoga tidak terus menerus takabur agar tidak sampai hancur dan gugur.
Jalan masih terbentang panjang. Usia belumlah seperempat abad. Nampaknya bacaan masih terlampau banyak. Satu hal saja, semoga membacanya tidaklah sulit. Semoga menjadi insan yang peka dan mawas diri untuk hati – hati.
Hidup adalah perjalanan, dan perjalanan itu harus diisi dengan banyak membaca, bertanya, berkisah dan berbagi. Kesibukan, ambisi, pikiran negatif hanya akan mengaburkan huruf – huruf yang harus dibaca.
Bahkan saat sadar kadang bisa terlena lagi. Lupa lagi. Ulang lagi. Begitu terus.
Ya, hidup adalah perjalanan tentang membaca. Semoga setiap bacaan membawa perubahan yang baik. Setiap bacaan adalah pelajaran. Dan, kelulusan bukanlah tentang kesempurnaan. Kadang kelulusan adalah penerimaan.
Bersyukur adalah cara sempurna membuat semuanya menjadi sempurna.
Imperfection,
Jakarta, 22.31
6 Feb 16
—————————————————————————–
Imperfection
Keinginan membuat ‘imperfection’ terinspirasi oleh buku Desi Anwar berjudul ‘Hidup Sederhana’. Diantara rak – rak Gramedia Grand Indonesia beberapa judul tulisan bagian ‘imperfection’ muncul sore ini, 6 Februari 2016.
Hidup telah dituliskan dengan sempurna. Namun, sempurna adalah kumpulan notasi notasi ketidaksempurnaan. Live is imperfection.
Ada yang menuntut kesempurnaan hingga lupa bahwa diri sendiri pun tak sempurna. Mahluk adalah perencana kesempurnaan, namun Tuhan adalah kesempurnaan dari setiap rencana. Bersyukur sebanyak banyaknya.