Semua orang bergerak menuju jawabannya, dan tidak ada salah dari setiap jawaban. Karena, itu adalah pilihan dari setiap individu dan individu lainnya tidak berhak mengomentari apalagi menghakiminya.
Hari ini saya kembali mendengar cerita tentang job seeker seorang sahabat karib saya yang test di ibukota. Dengan penuh harapan dan doa saya mendukung setiap keputusannya untuk berkarier apapun dan dimanapun. Kemudian sampailah kami kembali pada diskusi singkat, “susah ya cari kerja era ini”. Kemudian dia menimpali bahwa iya, sangat membutuhkan pengorbanan waktu, uang, pikiran dan tenaga. Saya sangat yakin hal itu, saya sendiri mendengar dan menyaksikan betapa susahnya mencari kerja saat ini. Ditambah lagi betapa ketat persaingannya karena entah berapa lagi orang – orang yang lulus setiap bulannya dari berbagai universitas di Indonesia.
Jawaban saya selanjutnya dari percakapan itu saya hanya bilang, “ya semua orang bergerak menuju jawabannya. Dan, tidak ada yang salah karena memang setiap jawaban membutuhkan upayanya sendiri – sendiri.” Pada akhirnya semua orang akan menemukan jawaban dari apa yang mereka cari, setiap yang mencari pekerjaan akan mendapatkan pekerjaannya entah apa dan bagaimana. Bukankah di dunia ini selalu semua indah tepat waktunya?
Saya juga beberapa kali mendengar cerita teman yang lain saat mereka failed pada satu perusahaan dan mencoba yang lain begitu terus hingga mereka menemukan yang menerima mereka dan mereka bersedia disana. Demikian mungkin seni hidup yang mengajarkan kita banyak hal. Kita jatuh, kita berdiri lagi, gagal dan terus demikian terus. Seperti mengerjakan matematika, fisika, seperti memahami grammar yang pastinya pernah salah hingga kita pahami setelah berulang kali mencoba. Jika bukan itu, jika bukan ini, maka bisa jadi jawabannya akan berganti sesuai dengan kecocokan terhadap soal. Intinya bersedia belajar dan mengejar.
Dan, yang dibutuhkan adalah kesediaan bergerak. Bumi saja terus bergerak mengitari matahari, dan walaupun binatang melata sudah dijamin rejekinya oleh Maha Pecipta ia terus bergerak mencari makanannya.
Tony Fadell dalam speech singkatnya dalam TED dengan judul ‘the first secret of design is… noticing’ mengatakan kalimat berikut :
Picasso once said, “Every child is an artist. The problem is when he or she grows up, is how to remain an artist.” We all saw the world more clearly when we saw it for the first time, before a lifetime of habits got in the way. Our challenge is to get back there, to feel that frustration, to see those little details, to look broader, look closer, and to think younger so we can stay beginners. It’s not easy. It requires us pushing back against one of the most basic ways we make sense of the world. But if we do, we could do some pretty amazing things.
Mencari apapun yang tidak pasti pastilah membuat frustasi, down, takut dan apapun yang negatif. Berpikir kebalikannya adalah upaya membuat kondisi menjadi lebih baik. Berpikir tentang solusi daripada masalah akan mengubah persepsi dan menjadi tujuan – tujuan yang menambah semangat.
By the time they get to be adults, most kids have lost that capacity being wrong. They have become frightened of being wrong. And we run our companies like this. We stigmatize mistakes. What we do know is, if you’re not prepared to be wrong, you’ll never come up with anything original — if you’re not prepared to be wrong. – Ken Robinson
Mendapatkan sesuatu sehari – hari diidentikkan dengan usaha. Menurut Fisika usaha adalah (W) gaya disimbolkan (F) dan perpindahan dengan (s), secara matematis dituliskan dalam persamaan : W = F.S
W = usaha (J)
F = gaya (N)
S = perpindahan (m)
Kalau mau pindah ke grade kehidupan lainnya, ke tempat kerja ya memang harus ada usaha dan gaya untuk kesana. Kesediaan bergerak mencari faktor sebab!
Pare, Kediri – 150613
21.05 P.M
Arfika
Gambar dipinjam dari sini