BUKAN HUBUNGAN INTERNATIONAL, MELAINKAN MENGHUBUNGKAN INTERNASIONAL #KEKEKALANMIMPI

Memiliki kemampuan berbahasa asing yang sangat baik, jiwa kepemimpinan yang tidak kalah tangguh, dan telah mengenyam pengalaman internasional bahkan sejak duduk di bangku SMA, banyak orang yang bisa saja menebak ia akan jadi seorang diplomat yang hebat atau duduk di bangku perguruan tinggi ternama menekuni jurusan Hubungan International. Di usianya yang masih belia, ia jejakkan kaki di Negeri Paman Sam Amerika Serikat melalui program AFS-YES Youth Exchange Program setahun lamanya. Selanjutnya, ia taburi perjalanan hidupnya dengan berbagai pengalaman internasional yang penuh warna. Sosok tersebut biasa dipanggil Yoga, dari nama lengkapnya Pratama Yoga Nugroho.

 

Pratama Yoga Nugraha

Keinginannya untuk menjadi mahasiswa jurusan Hubungan International membulat di tahun terakhir SMAnya. Ia mantapkan pilihannya pada jurusan tersebut di Universitas Gadjah Mada pada ujian masuk tahun 2006. Di saat yang bersamaan, ia mendaftarkan diri pada program PMDK di Sastra Inggris, Universitas Diponegoro. Proposalnya pada Tuhan hanya dua: HI UGM atau Sastra Inggris Undip. Namun, siapa mengira Tuhan menjodohkannya pada pilihan kedua? “Saya sempat kecewa dan bertanya, kenapa Sastra Inggris? Kenapa bukan Hubungan Internasional?ceritanya pada saya di suatu sore. “Bisa saja saya meninggalkan PMDK saya dan mengikuti SPMB, namun karena beberapa pertimbangan, saya putuskan untuk mengambil PMDK itu. Saya yakin, mungkin Tuhan menyimpan suatu rencana,” imbuhnya.

Bernegosiasi dengan Takdir

            Penjodohan Tuhan atas Yoga dan Sastra Inggris tidak serta merta membuatnya menjadi patah semangat dan terlalu lama bertanya pada Tuhan. Yoga menyadari dimana ia sekarang, dan dengan kesadarannya ia mengerti bahwa banyak hal yang bisa dlakukan di kampusnya. Ia segera mengemasi semua potensi yang ia miliki, dan segera beraksi.

Yoga bernegosiasi dengan takdir dengan mengoptimalkan kemampuannya dengan memanfaatkan jaringan sosialnya yang luas. Akhirnya, Yoga yang awalnya patah hati dengan jurusan idamannya tetap memiliki peluang yang sama untuk berdiplomasi ke kancah internasional di berbagai event. Beberapa pencapaiannya antara lain:

  • Delegate of Central Java in Indonesian SEA Games Youth Camp 2011
  • Delegate of Diponegoro University to Young Leaders for Indonesia leadership training program by McKinsey and Company, 2010
  • Delegate of Diponegoro University to Harvard National Model United Nations (HNMUN), 2010
  • Delegate of Diponegoro University to Cultural Exchange Program with Nagoya University Japan, 2010
  • Delegate of Diponegoro University to Danone’s Trust Business Competition, 2010
  • Central Java Representative for Indonesia-Canada Youth Exchange Program held by Indonesian Ministry of Youth and Sport, 2007-2008

 

“Tak perlu berlama-lama galau. Kita harus bisa segera bangkit, dan take action!” katanya. Maka kampus Undip menjadi wadah Yoga mengeksplorasi dan mengaktualisasikan diri. Berbagai organisasi dan kegiatan ia ikuti. Ia menjelma menjadi sosok yang dikenal luas di kampusnya. Dosen, pegawai kampus, mahasiswa sangat familiar dengan sosoknya. Ia menolak menyerah pada ‘takdir pahit’, dan memilih mendayagunakan segenap kemampuannya untuk menciptakan jalan kebahagiaan baru yang begitu benderang.

Menggapai Cita–Cita yang Tertunda

Menjalani jalan sebagai mahasiswa aktif secara organisasi pernah membuatnya kerap ditegur orang tua karena indeks prestasi yang kadang di bawah harapan. “Saya kerap ditegur oleh orang tua, biasalah menurut orang tua IPK itu segalanya,” ceritanya lagi.. “Salah seorang tokoh Indonesia yang saya kagumi pernah berkata, IPK hanya mengantarkan kita ke meja interview, namun soft skill menentukan masa depan kita.” tambah Mas Yoga.

“Saya juga terus berusaha memahami jalan Tuhan yang sulit dimengerti. Berbulan–bulan setelah lulus, saya sering dicibir karena tidak juga mendapatkan perkerjaan. Tapi, hari ini saya setidaknya telah membuat orang tua saya mengerti,” ujarnya sembari menikmati cuaca sore hari itu.

Saat ini Yoga menjadi salah satu bagian dari Garuda Indonesia, sebagai instruktur di Flight Attendant Academy, Garuda Indonesia Training Center. Ia terlibat aktif dalam melatih dan mendidik pramugara dan pramugari maskapai penerbangan nasional tersebut guna menggapai tujuan-tujuan strategis yang membuat perusahaannya terbang lebih tinggi.

“Sebetulnya saya memang sangat menyukai dunia penerbangan, maksudnya sering memperhatikan berita–berita berkaitan dengan hal tersebut. Siapa sangka ternyata takdir Tuhan benar–benar menerbangkan saya ke sini. Di sini saya bisa berpergian ke berbagai belahan dunia dengan lebih mudah. Sesuai dengan visi, ingin pergi keluar negeri bukan untuk bekerja namun untuk berlibur dan menikmati hidup,” simpulnya.

Ya, Yoga memang pernah harus merelakan mimpinya sebagai diplomat yang mungkin gagal menjadi kenyataan. Namun, Tuhan telah menggantinya dengan sebuah keajaiban yang sampai saat ini sangat ia syukuri.

Di sore itu akhirnya saya juga mendapatkan inspirasi baru, bahkan project pribadi saya ini juga merupakan hasil dari percakapan padat dengan beliau. Terima kasih Mas Yoga 😀 . (Arfika, 3/6)

 

Terimakasih telah membaca 😀

Punya cerita? Ingin berbagi dengan saya? Silahkan contact saya di admin@arfika.com

 

Kekekalan Mimpi adalah project pribadi saya untuk mengunpulkan cerita inspiratif  saudara saya, teman – teman, sahabat, bahkan anda. Project ini realisasi dari sebuah quote yang secara tidak sengaja saya dapatkan karena mebaca sebuah premis hukum ilmu alam bernama hukum kekelan energi.

Hukum Kekekalan Mimpi : Mimpi itu untuk diciptakan, mimpi tidak pernah musnah, tapi hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain”- Arfika Pertiwi 2012.

One thought on “BUKAN HUBUNGAN INTERNATIONAL, MELAINKAN MENGHUBUNGKAN INTERNASIONAL #KEKEKALANMIMPI

  1. Sesuatu yang jika kita kerjakan, maka waktu akan terasa berlalu dengan cepat. Badan dan pikiran kita pun akan rileks dan enjoy mengerjakannya, entah itu 5 menit, sejam, 5 jam, ataupun seharian, tidak akan ada bedanya. Dan percaya atau tidak, pada kenyataannya, terkadang kita sama sekali tidak merasa perlu untuk beristirahat, bahkan ketika mengerjakan sesuatu yang pada umumnya dianggap oleh kebanyakan orang sebagai sesuatu yang teramat melelahkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *