Kemarin nggak sengaja lihat di Iflix film ini. Jadi penasaran pengen nonton. Visenema sepertinya selalu memiliki misi ketika membuat film. Seperti Mantan Manten, Visinema mengusung sebuah kearifan lokal tentang paes yang dibuat dalam sebuah narasi drama yang apik. Selain itu, Mantan Manten memberikan sebuah gambar kecil dari adat pernikahan jawa yang memiliki makna mendalam. Film ini cukup memberikan banyak pesan moral selain pernikahan, seperti tentang makna pekerjaan paes yang bukan hanya sekedar pekerjaan. Namun, telah menjadi bagian hidup bagi Ibu Marjanti tukang rias abdi dalem Keraton Solo. Saya tertarik menuliskan beberapa narasi terakhir film ini sebagai pengingat, sebagai nasehat. Barangkali esok lusa ada yang membaca selain saya.
Pesan cerita bagi saya : Kadang hidup memang selucu itu. Hari ini kamu di atas besok tiba-tiba terjerembab. Tapi, percayalah apapun yang terjadi adalah takdir terbaik menuju ke cerita indah berikutnya. Bahu diminta kokoh, pondasi dibangun dengan kuat agar esok lusa kita bisa ikut tertawa tak kala hidup mengajak bercanda. Inget kan Al-Ankabut 64, bahwa hidup ini hanya permainan dan senda gurau. Dan, kita harus belajar ikhlas pada setiap takdir yang terjadi agar lebih mudah melewatinya. Ikhlas barangkali adalah jalan keluar pertama dari semua yang menyesakkan hati.
Surat dalam diari Ibu Marjanti
Waktu terus berjalan, penghujung semakin dekat. Aku tidak takut lenyap dari di dunia. Aku Cuma takut paes senyap dari zaman ini. Namun, Gusti Allah menjawab doaku. Anak perempuan itu datang kita bertemu dalam mimpi yang sama. saat itu juga aku mengenalnya. Ia seperti bocah cilik yang tersesat di hutan. Apa dia calon penerusnya?
Kini aku mencoba untuk ikhlas, karena ikhlas akan membawaku menuju jalan keluar.
Aku hanya berharap anak itu menemukan ikhlas yang serupa.
Selanjutnya adalah scene dari prosesi pernikahan yang penuh nasehat.
Scene Balangan Gantal, (melempar suruh)
Yang pertama melambangkan lemparan kasih sayang langsung ke hati pasangan.
Berani menerima lemparan adalah bukti kemurnian hati calon pasangan.
Yang kedua segala yang kotor luruh lenyap seiring dengan jatuhnya daun sirih ke atas tanah.
Scene Pidak Ndok (Memecahkan telur)
Perempuan kuat adalah perempuan yang berani menghilangkan marabahaya dalam keluarganya.
Dia berani mencuci segala yang kotor dalam keluarganya dan membersihkan kembali.
Scene Kacar Kucur
Sebagai kepala keluarga suami bertanggung jawab dan harus mengupayakan agar keluarganya aman, sejahtera dan sentosa.
Suami harus menjaga mengayomi dan menafkahi.
Istri juga bertanggung jawab agar mengelola sedemikian rupa agar keluarga aman, sejahteran dan sentosa.
Perkataan Penutup Yasnina
Now, I believe in life