November selesai, Desember datang.
11 pulang menjemput 12 yang datang.
Bulan berganti seperti daun meranggas dan bersemi.
Sedih dan bahagia tumpang tindih untuk suatu pengertian. Terpaksa paham atau memahami.
Hati dan logika saling bercanda kadang memaki. Keduanya seperti berselisih untuk sekedar kapan berlari dan kapan menyendiri.
Semakin hari makin tidak ada lagi hari untuk sekedar bermain pasir tapi kini harus bermain pasar mempersoalkan menjual dan membeli atau jika tersentuh untuk berbagi.
Perubahan bak raja atau penjajah, hanya diri yang mampu menentukan. Selamat atau menjadi korban itulah keputusan. Mendewasa kemudian bijaksana semoga menjadi setimpal atas tiap pengertian dan penantian.