Seperti kalimat, hidup terdiri dari susunan elemen kehidupan. Ini adalah sebuah nasehat guru bahwa, hidup sebenarnya hanya terdiri dari Allah Sang Pencipta dan I. I atau kita adalah subjek, sedangkan di luar kita selain Allah hanya objek-objek yang bisa jadi kadang-kadang dihadirkan untuk hanya menjadi cobaan bagi subjek. Pada maqom yang lebiih tinggi dikatakan semua adalah tiada, yang ada hanya ALLAH semata.
Pada akhirnya hidup hanya tentang I dan Allah tidak ada yang lain.
Bertahun saya sering merasa bahwa hidup saya akan banyak dipengaruhi oleh si A, takkan hidup tanpa S, bisa mati karena W dan seterusnya. Nyatanya sama sekali tidak. Tanpa nama-nama yang ada, hidup berjalan begitu saja dan hidup baik-baik saja. Justru yang tidak membuat baik adalah diri sendiri yang merasa bahwa tanpa mereka tidak baik-baik saja. Padahal semua itu hanya sebatas ketakutan dan persepsi.
Hidup ini aneh. Bahkan ketika dibiarkan begitu saja semua akan tetap berjalan pada porsinya pada porosnya. Mau dipaksa atau tidak, mau dijalani atau tidak pada akhirnya Allah memiliki porsi untuk mempersilahkan dan menghentikan, disadari atau tidak, suka tidak suka mau tak mau.
Ke-aku-an-ku hancur tak kala aku merasa sudah melakukan semua yang terbaik dan masih tidak bisa mengkunfayakunkan apa yang menjadi ingin. Seketika aku sadar bahwa, takdirku bukan di tanganku.
Hidup ini mudah bukan? Menjaga relasi antara aku dan Dia saja. Tapi, nyatanya memang tidak mudah karena telah dikatakan bahwa manusia tidak lepas dari ujian.
Sudahkah pintar menjadi subjek? atau mau mengaduh karena objek? Padahal semua urusan kembali pada-Nya.
#NTMS