Dua buah buku berwarna biru dan hijau berserta sebuah note warna emas ada di atas meja, pikiran terhenyak sejenak kapan terakhir kali membaca buku itu? Tercetak gambar burung Garuda berwarna kuning dengan tulisan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia kemudian dilanjutkan dispasi berikutnya ‘Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945’. Pertanyaan itu mengawali acara ngobrol bareng MPR RI di Semarang, Sabtu, 16 September 2017. Kapan terakhir buka UUD?
Empat Pilar Untuk Semua Usia
‘Indonesia Raya merdeka merdeka, tanahku negeri yang ku cinta – hiduplah Indonesia Raya’
Setelah lagu Indonesia raya selesai dinyayikan dan pembukaan, Kepala Biro Humas Siti Fauziah memberikan materi terkait beberapa penjelasan terkait sosialisasi empat pilar. Dari pernyataan beliau ternyata sudah banyak terobosan sosialisasi empat pilar mulai dari anak-anak dengan permainan, komik maupun untuk remaja seperti outbond. Tidak dapat dipungkiri bahwa sosialisasi memang kegiatan yang harus terus dilakukan secara berkelanjutan. Bahkan sudah menjadi estafet yang semestinya secara alami dilakukan oleh banyak pihak mulai dari lembaga paling kecil keluarga, sekolah dan bernegara.
Peran Anak Muda
“Pikiran-pikiran baik ke depan berada di pundak anak muda,” ujar Bapak Ma’ruf Cahyono S.H M.H Sekjen MPR yang hari itu sama seperti peserta netizen gathering MPR mengenakan kaos berwarna hitam. Para peserta pun menyimak dengan baik setiap perkataan demi perkataan yang tak lain membuat mereka kembali mengingat empat pilar – Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI.
“Kita memiliki 5 nilai dasar dari Pancasila, sila pertama tentang religiusitas, tidak semestinya agama dijadikan konflik, sila pertama sangat luas untuk kebaikan masyarakat,” ungkap Pak Ma’ruf yang mengingatkan kita pada beberapa peristiwa yang terjadi dengan isu agama. Beliau pun melanjutkan tentang sila kedua kemanusiaan, bahwa kita tidak boleh keluar dari jati diri kita sebagai bangsa yang humanis, tidak saling menyakiti. “Ada program ‘Ini Baru Indonesia’ yang bisa kita ingat kembali,” jelasnya.
Empat Pilar Itu Kita
“Pancasila rumah kita, yang rumahnya di Indonesia ya harus Pancasila,” kata Pak Ma’ruf melanjutkan. Saat kembali mendengar tentang uraian empat pilar pikiran menjadi kembali ingat dan sadar sebetulnya implementasi empat pilar sangat nyata dan begitu dekat dengan kehidupan kita sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Sesimple memiliki teman yang baik dari suku yang berbeda menjadi implementasi dari bhineka tunggal ika, memulai hari dengan shalat merupakan Pancasila sila pertama, termasuk kemenangan Kemenpar pada UNWTO kemarin menjadi salah satu contoh persatuan netizen untuk Indonesia bukan? Empat pilar memang tidak muluk-muluk karena empat pilar itu dekat dengan kehidupan sehari-hari. Pak Ma’ruf pun mengatakan bahwa nilai-nilai negara ini harus kita jaga bersama, “Jika bukan kita lantas siapa?”.
Sosial Media Untuk Bangsa
“Anak-anak muda harus membuat tindakan-tindakan untuk negara. Dari awal kita harus sadar bahwa kita berbeda, bhineka tunggal ika, para pendiri negara kita sudah berikhrar meskipun berbeda-beda harus satu,” ungkap Bapak Bambang Sadono Ketua Kajian MPR yang memberikan materi terkait dengan empat pilar dan framing, positioning sosial media.
“Media sosial itu potensial, namun juga potensial untuk merusak. Sehingga kita harus bijak menggunakan sosial media. Media sosial sudah semestinya digunakan untuk memperkuat bangsa dan Negara, kredibilitas, trust,” lanjutnya pada menit berikutnya. Pak Bambang Sadono menyinggung perihal hoax yang banyak tersebar di internet.
Sabtu pagi itu obrolan empat pilar terjadi begitu hangat dan ringan bersama teman-teman netizen Semarang dan anggota MPR banyak hal yang kembali diingatkan tentang empat pilar. Akhirnya buku berwarna hijau dan biru tersebut kembali dibaca. Tentu bukan untuk terakhir kalinya.
Rumahku di Indonesia… semoga bisa ikutan berkontribusi pada kebaikan yg berdasarkan Pancasila
betul mbak, dimana pun kapanpun
Apapun itu, kapan pun dan di mana pun kita emang harus bijak menggunakan sesuatu apalagi menggunakan sosial mendia.. be wise! Agree? 😉
Yes!
Yeyyy, moga2 4 Pilar beneran bisa dilakukan seluruh elemen masyarkat Indonesia
MPR segera bikin acara di Sby dungsss
Semoga empat pilar benar-benar dimaknai dan dipahami sebagaimana mestinya, bukan sebagaimana subjektif masing-masing orang.
Salam kenal dari Jogja 🙂
haloo Farid,
iyaaa semoga semakin baik pemahamannya ya.
salam kenal juga 🙂