Novel Ringan feat Novel Cerdas

Setelah lama nggak pernah baca novel, finally akhir semester enam kemarin bisa mencicipi baca novel lagi. Novel selalu jadi tempat yang pas buat rekreasi cerita, kaya denger cerita dari orang lain.

Novel pun ada banyak macamnya, kadang kalau ditanya rekomendasi novel sama teman “enaknya baca novel apa ya?” Selanjutnya seperti mencari pasangan si Penanya memberikan beberapa kriteria “Uhmm jangan berat – berat, yang romantis, metro pop” atau kriteria lainnya. Dari pertanyaan temen itu jadi sering mikir rekomendasi buat bacaan yang sesuai dengan karakter, kebutuhan mereka soalnya salah – salah ntar bukunya nggak kebaca.

Novel Ringan

Beratnya kurang dari 1 kg ya? Nggak ada hubungan sama berat buku (BB) hehehe. Novel ringan itu menurut intrepretasi Fika sih novel yang isinya yaa sebuah cerita aja. Ceritanya bisa jadi mendalam, romantis, tapi yang kita dapat cuma cerita – bukan sesuatu hal yang baru. Kenapa sih masih baca novel jenis ini? Menurut Fika, karena novel jenis ini biasanya punya keunggulan cara mengemas cerita, alurnya, atau pun ide ceritanya. Kalau boleh kasih contoh novel jenis ini yang pernah Fika baca misalnya :  Hujan dan Teduh (Wulan Dewatra – Gagas Media) , Restart (Nina Ardianti – Gagas Media)  , Bidadari – Bidadari Surga (Tere Liye – Republika), Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin – (Tere Liye – Gramedia Pustaka), Perahu Kertas – (Dee, Bentang Pustaka).

Novel Cerdas

Emang novel yang gimana? Yang bisa buat ikutan cerdas cermat? Hhehehe sama sekali bukan. Novel cerdas menurut pemahaman Fika adalah novel yang kalau baca ceritanya itu menambah sesuatu pengetahuan yang baru. Salah satunya mungkin memberikan gambaran baru tentang sesuatu hal. Novel – novel kaya gini biasanya oleh si Penulis harus baca banyak, banyak riset kecil – kecilan. Novel kategori ini menurut Fika : Memory (Windry Ramadina – Gagas Media) — soalnya novel ini memberikan suasana lain yakni soal arsitektur yang jatuhnya romantic berkelas. Ayahku Bukan Pembohong (Tere Liye, Gramedia Pustaka) — soalnya novel ini bener – bener soal pemahaman hidup yang so deep memberikan nasehat yang luar biasa tentang hidup, keluarga. De Winst (Afifah Afra – Indiva Media) – novel ini soalnya background sejarah dan kisah apik yang romantic baca novel ini seenggaknya jadi ada gambaran masa tempo dulu.

Sebetulnya ada kriteria lagi yakni novel berat, novel kategori ini pastinya kompleks dengan berbagai macam hal. Mulai dari ketebalan buku, kosakata yang gak populer, case cerita yang nggak biasa. Banyak juga novel jenis ini, yang sering disebut orang – orang berat misal serial supernova Dee , karya – karya Pramoedya, atau pun karya sastra budaya tinggi lainnya.

Kriteria novel ini bisa jadi berbeda untuk setiap individu karena anggapan orang akan selalu beda – beda. Karena persepsi setiap orang berbeda – beda, menurut Krech dan Crutchfield dalam Psikologi Komunikasi Jalaludin Rahmat mengatakan bahwa ‘persepsi bersifat selektif secara fungsional’.

Tapi, ya apapun selera novel pastilah baik. 😀 ‘Iqra’- bacalah. Karena dengan membaca bisa memberikan perspetif yang lebih baik. (Arfika/ 4 Augst)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *