Entah kenapa Tuhan memutuskan mengadakan pertemuan itu antara aku dan kau. Aku curiga Tuhan berkonspirasi berlebihan kemudian Ia tidak peduli dan meninggalkan begitu saja. Benarkah? – aku terlalu banyak bertanya. Seperti dulu aku menanyakan tentang pertemuan – pertemuan idaman dalam khayalan.
Lantas pertemuan itu menjadi selarik jingga dalam gundahan gumpalan. Kata UtusanNya, segumpal dalam diri itu bernama hati. Hati yang kemudian banyak divisualkan atau diceritakan. Awalnya aku tak menyadari adanya pertemuan dalam pertemuan, karena awalnya pun aku mengira hanya sekedar kenalan tidak ada expektasi berlebihan. Sayangnya, layaknya pertemuan dengan banyak pembicaraan aku pun sesekali terlalu nyaman. Anggaplah aku yang lancang kemudian saling melempar pandangan.
Pertemuan, selalu ada pertemuan walaupun kadang tanpa kesepakatan. Seperti malam pekat itu, entah bagaimana aku dikejutkan oleh perkataan demi perkataan. Ketika larik – larik gerimis itu jatuh serampangan dari gaun malam menjadi deras seperti suara pemberontakan.
Namun, jangan sungkan karena aku akhirnya sampai pada banyak kesadaran. Pertemuan dan perpisahan menghasilkan banyak pengertian termasuk pemahaman. Kamu tahu, bahwa akhirnya aku lebih menyadari akan lemahnya angan dan kejamnya kenyataan. Tunggu, jangan panik – aku sama sekali tidak lagi mempersoalkan. Belakangan selama berbulan – bulan perasaan ditempa oleh kesadaran. Bahwa aku memang bukan yang menjadi angan, bukan pula yang ada dalam impian. Sebabnyalah sejak itu dan berhari – hari kemudian aku mengerti akan ada namanya meninggalkan. Mempersiapkan diri untuk kehilangan. Tapi, tenanglah itu memberi pendewasaan dan mengajarkan bahwa kesakitan bukanlah kematian. Meskipun belum pernah memiliki kesepakatan, kadang kehilangan adalah bagian. Sekarang mungkin hanya untuk merajut kenangan yang selanjutnya hanya jadi sisipan bagian dari kehidupan. Seperti kau yang bebicara bahwa penyatuan itu tak ada dan kian hari pun aku makin percaya.
Sayang, ada (PER)temu(AN) dalam pertemuan. Ada peran dalam pertemuan. Nyatanya pertemuan tidak selamanya berujung pada penyatuan, kadang ternyata hanya untuk berpapasan dan kemungkinan perpisahan tanpa genggaman,
Ditengah berbagai kejadian mencari hiburan dan pelarian
140319
Arfika