[Nggak tahu kenapa, aku suka banget sama surat ini. Sebagai orang yang sedang belajar soal berkeluarga dan anak-anak, this is one of good point. Buat reminder diri sendiri juga. Narasi ditambahkan karena suka membuat narasi]
Alkisah seorang ayah yang sangat mencintai putranya mengirimkan sepucuk surat kepada kepala sekolah putranya. Ayahnya yang dihormati dan berkedudukan takut jikalau anaknya terlena karena jabatan ayahnya hari ini. Sang Ayah ingin putranya tetap berproses untuk menjadi seseorang yang tangguh dan memiliki pemahaman hidup yang baik. Maka ia pun menulis sebuah surat itu dengan cinta kasih seorang ayah. Meski ditulis puluhan tahun silam, isinya tetap relevan hingga sekarang bagi semua kalangan, entah itu eksekutif, pekerja, guru, orangtua, dan murid.
“Pak Guru yang saya hormati, saya tahu dia (putra saya) harus belajar bahwa tidak ada manusia yang bersikap adil dan berlaku jujur. Tapi, tolong ajari dia indahnya buku-buku dan berikan dia juga waktu untuk merenungkan misteri abadi tentang burung-burung di langit, lebah-lebah di bawah matahari, dan bunga-bunga di lereng bukit yang menghijau. Di sekolah, ajari dia bahwa kegagalan itu jauh lebih terhormat daripada berbuat curang. Ajari dia untuk meyakini gagasan-gagasannya sendiri, meski semua orang berkata dia salah. Ajari dia untuk bersikap lembut kepada orang-orang yang juga bersikap lembut, dan bersikap keras kepada orang-orang yang juga bersikap keras. Berikan putra saya kekuatan untuk tidak begitu saja mengikuti orang banyak ketika mereka sedang bersukaria akan sesuatu. Ajari dia untuk mendengarkan semua orang yang berbicara padanya; tapi ajari dia juga untuk menyaring kebenaran dari semua hal yang didengarnya, dan hanya mengambil hal-hal yang positif saja. Tolong ajari dia cara untuk tertawa di saat dia sedih. Ajari dia agar tidak malu untuk menangis. Ajari dia untuk mencemooh orang-orang yang bersikap sinis dan bersikap waspada terhadap orang-orang yang selalu bermuka dan bermulut manis. Ajari dia untuk mengerahkan seluruh kekuatan dan pikirannya untuk melakukan hal-hal terbaik, tapi jangan pernah menjual hati dan jiwanya. Ajari dia untuk tidak mendengarkan kelompok orang yang berteriak-teriak dan tetap berjuang mempertahankan pendiriannya jika memang dirinya benar. Tolong perlakukan dia dengan lembut, tapi jangan manjakan dia, karena hanya melalui tempaan apilah bisa tercipta baja yang terbaik. Biarkan dia memiliki keberanian untuk bersikap tidak sabar. Biarkan dia memiliki kesabaran untuk bersikap berani. Ajari dia untuk selalu mempunyai kepercayaan yang sungguh-sungguh pada dirinya, karena dengan begitu ia akan memiliki kepercayaan pada sesamanya. Pesan ini sangat penting untuk saya, namun lakukan sebisa Anda. Putra saya adalah anak laki-laki yang baik!” – Ayah –
Pemahaman hidup yang baik didapatkan dengan penyelaman mendalam, kadang jatuh, kadang menangis namun tetap tertawa dan bahagia. Semua yang dilalui setiap hari merupakan pelajaran penting bagi pembelajar kehidupan. Belajar apakah kita hari ini?
Gambar dipinjam dari sini