Udon – Es Krim Mangga

“Sempet banget ngegym astaga….” Ujar Nona Tea pada pria di sampingnya yang sedang merapikan rambut yang basah.
“Harus biar makin kuat…” sanggah pria itu yang kini sudah merangkul bahu gadis disebelahnya.
“Mau makan apa?” tanya Nona Tea lagi.
“Udon…” jawab Mr. Kopi yang telah mengarahkan jalan mereka ke sebuah restoran di pojok gedung.
“Keras banget badan kamu….” Nona Tea merasa rangkulan itu sesekali seperti cengkeram.
“Biar enak kalau meluk,….” Mr. Kopi mengerling genit.
“Kayak Kingkong kali ah….” Nona Tea melepaskan rangkulan di bahunya, tertawa dan berlari ke sebuah resto Jepang yang dimaksud.
Mr. Kopi bersungut pura-pura marah dan berjalan cepat membuntuti.

“Kamu mau apa?” tanya Mr. Kopi sambil melihat daftar menu.
Nona Tea menggeleng, “Gak suka udon. Aku mau eskrim aja.”
Mr. Kopi mengangguk tanda mengerti. Nona Tea berjalan menuju salah satu meja dengan sebuah kursi sofa tertempel di dinding dan satu kursi tepat di hadapannya dipisahkan meja kayu ukuran persegi.

“Makasih sudah mengunjungiku,” ucap Nona Tea dengan tulus.
Mr. Kopi mengulas senyum sembari meletakkan nampan berisi udon dan pelengkapnya di atas meja, “sama sama Nona manis.”
“Sudah mengucapkan selamat?” tanya Mr. Kopi.
“For?”
“Someone…”
“No…”
“Why?”
“Nggak perlu, aku bukan siapa-siapa dalam hidupnya.”
“Temannya kan?”
Nona Tea melihat ke arah dua bola mata pria di hadapannya, tanda tidak menyetujui dengan ucapan itu.
“Mana ada mantan berteman gitu maksudnya?” tebak Mr. Kopi.
“Emang mantan?” Nona Tea tertawa.
“Oh bukan ya? Objek platonic?”
“Dia suami orang.”
Pria Kopi tersenyum smirk, “bagaimana jika dia kembali padamu?”
Nona Tea yang hendak meminum ochanya langsung mematung, “imposibble.”
“Tidak ada yang tidak mungkin,” Mr. Kopi mulai mengaduk udon dengan berbagai campuran daun bawang dan cabai.
Nona tea tiba-tiba tertawa satir, “dulu saat mereka memulai hubungan aku nggak ngapa-ngapain aja kena fitnah bakal ngomongin yang jelek-jeleklah. Padahal aku diem doang cuma mikirin hidupku harus gimana. Apalagi sekarang mereka sudah nikah. Bakal diomongin apa aku?”
Pria Kopi terkekeh, “rumit rumit… konyol..”
“Kalau dipikir pikir cuma aku yang berubah menjadi orang asing, padahal kayaknya banyak wanita lain yang dulu pernah dekat sama dia masih interaksi, follow-followan,” ungkap Nona Tea.
Pria Kopi menyuap udon besar-besar sesekali kepedasan, “oh ya?” tanggapnya singkat.
Nona Tea dengan yakin mengangguk-angguk dan memasukkan sendok es krim ke mulutnya.

“Enak?” tanya Mr. Kopi penasaran dengan es krim di tangan Nona Tea.
Nona Tea menggeleng.
“Kenapa dibeli?”
“Adanya itu tadi rasanya,” jawab Nona Tea yang penasaran balik dengan udon milik pria di seberangnya.
“Enak?” tanya Nona Tea melihat kea rah udon milik Mr. Kopi.
“Mau nyobain kah?”
Nona Tea menyendok dan tetap saja udon bukan makanan yang ia suka sama halnya dengan es krim di tangannya yang kemudian habis oleh Mr. Kopi.

“Makanan hari ini nggak ada yang kamu suka?” tanya Mr. Kopi.
“Nggak, aku cuma suka kamu!” kata Nona Tea Singkat.
Mr. Kopi tergelak, “enak ya kayaknya makan itu….” tunjuk Mr. Kopi ke arah penjaja kaki lima.
“Apa? Tahu gimbal?” Nona Tea mengikuti arah mata lelaki di sebelahnya.
“Gombal tahu!”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *