Hai suamiku, ketika aku membayangkan ini aku mulai dari selesainya upacara pernikahan kita. Ya, baru aja selesai. Pastinya diawali dengan ijab Kabul antara kau dengan Bapakku. Kemudian kita duduk di pelaminan dengan tamu mengular kolega orang tuaku, beberapa teman lamaku atau juga keluargamu. Karena pesta akan dihelat di rumahku, ingat aku anak terakhir dan aku perempuan – ibuku sejak lama ingin menghelat resepsi yang mengundang koleganya. Suasana tosca entah magenta, ya antara keduanya karena aku menyukai kedua warna itu.
Suamiku, entah siapa nanti dirimu. Aku bisa membayangkan kamu bisa jadi seorang arsitek, atau kau seorang ahli teknologi, atau apa mungkin kau seorang ekonom, atau bisa jadi kau ahli permiyakan, atau kau adalah klienku dulu saat aku bekerja sebagai seorang konsultan untuk perusahaanmu – yang pasti kamu adalah yang ahli di bidangmu. Entahlah, diantara pilihan itu aku berharap kamu adalah seorang yang mampu berbagi cerita seumur hidupnya denganku (saja) dengan titik.
Bisa kita bayangkan satu dua hari setelah upacara itu kita akan pulang ke tempat kita bekerja. Ya, kita satu kota. aku adalah konsultan public relations dan dirimu? Ya kita adalah dua orang yang mencintai profesi kita bukan? Kemudian kita berdua memiliki rumah di salah satu pinggiran kota, berangkat dengan transportasi umum seperti commuterline. Atau mungkin kita sedang ada di Negara lain saat itu, kau membawaku untuk menyelesaikan studimu atau kau memang bekerja di luar negeri. Dan aku akan menghabiskan hari – hari dengan berjalan di kota kemudian menuliskannya menjadi sebuah novel yang akan menjadi best seller di gerai – gerai toko buku favorit kita.
Setelah dirimu pulang kerja aku harus sudah ada di rumah. Aku ingin menjamumu dengan masakan yang baru aku pelajari resepnya siang tadi – ya aku masih belajar untuk menjadi koki favorit anak – anak kita. Kemudian aku akan memijat pundakmu, dan menanyakan harimu. Ya, pastinya adalah kita yang akan menghabiskan waktu untuk becerita dan saling beragumentasi satu sama lain. Sembari kau membereskan diri aku akan menyiapkan makan malam.
Setelah makan kita akan menghabiskan waktu di depan TV atau di perpustakaan. Iya, kita punya perpustakaan di rumah kita yang masih mini. Akan berderet novel – novel cinta koleksiku, beberapa buku ilmu lain serta macam buku – buku komunikasi. Kemudian di rak rak lain akan ada koleksi bukumu – ya aku sangat berharap kau adalah pecinta buku sepertiku. Jadi suatu hari nanti anak – anak kita akan lebih mengenali kita lewat buku – buku itu. Seperti kata pepatah jika kau ingin menyelami seseorang bacalah buku – buku yang mereka baca. Kala itu di beberapa akhir pekan kita akan ke toko buku untuk saling berpisah ke rak favoorite masing – masing, dan aku berharap disana ada buku karyaku atau juga buku karyamu.
Sebelum larut kita akan beranjak istirahat. Sebelumnya kita akan saling bercerita bahkan kadang – kadang mendebatkan hal – hal kecil. Mungkin kau akan bercerita tentang perempuan cantik yang kau temui hari itu bermaksud membuatku cemburu – hentikan tolong karena aku pasti cemburu hanya saja aku kadang cukup memuji wanita itu sembari menanyakan hal – hal lain dengan nada tidak suka. Kemudian kamu akan tertawa dan menggodaku. Ya, ingatlah boleh jadi kamu menemui banyak perempuan tapi percayalah hanya aku yang akan mencintaimu lebih dari banyak perempuan itu.
Disanalah kemudian kita yang dari dua keluarga yang berbeda kemudian melebur jadi satu. Aku yakin ada banyak kejutan seru dari keseharian kita yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Ya, berbeda itulah maka kita ada. Mungkin bisa jadi aku sangat menyebalkan, atau kau sangat menyebalkan kemudian kita akan saling menerima dan membuat itu sebagai pertanda cinta.
Baiklah suamiku, itulah kita yang bertahun – tahun kemudian memiliki anak – anak yang lucu, Kau pasti paham bahwa kita akan menerapkan pola asuh ganda – agar tidak ada kritik feminis Clara Thompson hahaha. Ya pola asuh bukan hanya kau tapi juga aku. Kita akan membesarkan mereka dengan penanaman pemahaman – pemahaman hidup. Kau akan jadi seorang ayah dihormati oleh anak – anaknya, disayangi dan kau akan dekat dengan mereka. Ya itu dari budaya keluargaku, aku takkan membiarkan kau membuat jarak dengan anak – anakmu. Kau adalah ayah yang akan bercerita pada mereka tentang ilmu pengetahuan, kau akan membalutnya dalam cerita – cerita menarik bukan? Hingga mereka kasmaran dengan ilmu pengetahuan lebih cepat daripada kita. Kau akan menceritakan orang – orang hebat seperti Rosulullah sampai mitologi Yunani,mulai dari Sang Pencuri yang menyelamatkan umat manusia – Prometheus, atau berbagai pemahaman astronomi gugusan bintang. Ah… iya aku yakin kau ahli dalam hal itu. Ya, begitu pula aku akan membesarkan mereka dengan pemahaman kebaikan, Karena kita tidak akan menjadi orang tua yang begitu saja percaya pada sekolah formal kan? Kita akan menghabiskan waktu akhir pekan dengan mereka. semoga kau adalah pendaki gunung – dan ajaklah anak – anak kita mengenal angeospermae, atau berbagai divisi tumbuhan paku. Bukankah alam adalah salah satu guru terbaik? Tapi aku takkan ikut, kau tau aku tak bisa mendaki. Biarlah aku tinggal di rumah untuk memasak sambil merindukan dan mendoakan kalian pulang. Kemudian sesekali kita akan berkunjung ke orang tua kita, mendekatkan cucu – cucu dengan eyang mereka. Membiarkan mereka bermain air dan sawah di desaku, atau di tempatmu?
Sayang, kita akan hidup bersama seperti itu. Belajar memahami kehidupan dan mendoakan supaya alur Tuhan selalu ada di jalur kita. Walaupun aku yakin hidup ada naik turunnya, tapi tolong aku untuk selalu bergenggaman bersama jangan pernah lepaskan.
I want to share
All my love with you
No one else will do…
Entah apa yang terjadi pagi tadi, kenapa tiba – tiba pikiranku memikirkan kalimat – kalimat ini saat naik busway dari mampang ke Ragunan. Dan, sekarang aku menuliskannya kembali di Kereta Argo Sindoro untuk pulang ke Semarang.
Dalam balutan doa, untuk dia.
Dari Arfika
Argo Sindoro, 24 February 2014
05.24 P.M
speechless. okay. aku jadi inget mimpi-mimpiku bersama ayin dulu.
Ahahah katanya menuliskan yang baik kan? sekarang aku menulis mimpi 🙂