ID LINE kamu apa? ID WeChat ada nggak? Kamu bisa WA aku kan? PIN BB berapa? Gimana kalau Kakao Talk?
JEPANG punya LINE, KOREA punya KAKAO, CINA punya WECHAT, CANADA punya BBM, AMERIKA punya WHATSAPP, INDONESIA punya WAKTU untuk mengggunakan itu semua. (bangga?? ngakak deh)
Jadi apakah kamu juga salah satunya? Kalau saya sih iya. Kenapa sih harus punya banyak aplikasi pesan kaya gitu? Kalau ditanya pasti bervariasi jawabannya mulai alasan gaul sampai alasan karena biar bisa deket sama gebetan #ihik. Tapi ternyata ada banyak juga orang – orang yang membatasi diri misal mereka cuma mau pakai WA aja karena menurut dia aneh aja seseorang memiliki kontak serupa dalam beberapa aplikasi.
Dunia yang kian dikiblatkan pada modernitas, kebahagiaan merupakan salah satu alasan yang digunakan sebagai sebab hadirnya kemudahan. Kemudian banyak orang yang berupaya untuk mewujudkan kehidupan bahagia yang mudah dan penuh kepraktisan. Kini lambat laun kebahagiaan sering dikomodifikasikan dalam bentuk seruan dominan serta dalam perspektif perhitungan.
Setelah intership sekian hari, kebetulan klien – klien adalah platform digital. Ya pada hakikatnya orang komunikasi memang tugasnya membuat yang nggak terkenal jadi terkenal, yang gak minat jadi minat, yang gak beli jadi beli, yang gak butuh dibutuh – butuhin, yang usernya dikit harus makin banyak. Aplikasi pesan semacam WeChat, LINE, WA, BBM adalah utilitarian, makin banyak yang gunain maka makin banyak kebahagiaan (nggak cuma user-nya tapi juga penyedia layanan aplikasi). ‘The greatest happiness of the greatest number’, kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar, merupakan prinsip aliran Utilitarianisme yang ditelurkan oleh seorang filsuf Inggris Jeremy Bentham (1748 – 1832). Ia mengatakan bahwa prinsip kegunaan tersebut menjadi norma untuk tindakan – tindakan pribadi maupun kebijakan pemerintah. Aplikasi pesan semacamnya sangat utilitarian, kalau nggak ada yang gunain suatu aplikasi dalam satu komunitas atau lingkungan pasti nggak bakalan ada yang menggunakan.
Word of Mouth (WOM) dan habit kecampur satu disini dibumbui selera tentang texting supaya suatu aplikasi makin banyak digunakan. Dulu mana ada iklan tentang layanan aplikasi? sekarang, mereka jor – joran iklan demi menerpa konsume bahkan iklannya ditunggu – tunggu soalnya endorse bintangnya cantik atau story boardnya dianggap menarik.
Makin banyak layanan aplikasi pesan kayanya orang Indonesia juga makin seneng. Dengan berbagai kelebihan masing – masing layanan palikasi membuat orang Indonesia nggak mati gaya dan nggak bosan. Kalau pending pakai BBM bisa lari ke WA, kalau WA nggak mau bisa LINE, kalau LINE pending bisa pindah ke WeChat sampai ke DM twitter atau message FB. Jadi, kamu udah punya berapa akun? Yuk nambah lagi biar makin seneng 😛
Nah, pertanyaan terakhirnya tapi user beneran seneng nggak?
Aku juga baca sumber lain lhoo :
Bertens, K. 2011.ETIKA, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Baca ini juga :
One thought on “Aplikasi Kebahagiaan Utilitarian”