4 June
Dulu pas masih 17 tahun mimpinya di 22 tahun udah nikah. Hehehe.
Akhirnya sampai di 4 Juni 2014, akhirnya ada di angka kembar ke-2, 22 tahun. Rasanya nggak jauh beda masih kayak anak ibuk bapak yang masih SMP. Udah tua kan harusnya ya? udah harus siap memulai kehidupan ritme yang baru. Tapi, mungkin perlahan – lahan perubahan itu datangnya jangan cepat – cepat nanti tersesat.
Terima kasih untuk 21 tahun kemarin yang memiliki banyak cerita. Ada banyak pergantian pula di usia ke-21. Selama setahun belajar banyak dan banyak belajar tentang kehidupan. Makin tua makin merasa bahwa kadang hidup memang udah ada kodratnya, ya emang kayak gitu garisnya. Makin dikit punya sahabat makin luas pertemanan karena prinsip, cara pandang, lingkungan yang berubah. Terimakasih untuk orang – orang yang muncul dan hilang di tahun ke-21. 🙂 aku sayang kalian semua. 🙂
Di tahun ini akhirnya merayakannya di rumah, mendekat pada orang tua, pada keluarga. Berkumpul bersama mereka, meniup lilin, berbagi tawa dan doa.
Ulang tahun itu……..
ulang tahun itu seharusnya lahir kembali. Mengevalusi diri, memupuk diri dan memperteguh mimpi.
Ulang tahun itu hari istimewa mendapatkan hujanan doa, banyak pelukan dan senyuman.
Tentang jodoh,
ini salah satu frase yang disebutkan dalam doa. ‘biar dekat jodohnya’. Ah, tentang dia yang bernama ‘jodoh’. Sebenarnya bukan jadi tujuan utama saat ini. Bukan pula munafik soal itu, ‘apakah tidak menunggu?’ selalu menunggu tapi tidak terburu – buru. Kayaknya untuk masalah itu akan jadi kegalauan selama belum nikah, dengan siapa, kapan, bagaimana pokoknya 5W+1H soal jodoh.
di usia 22 saya akan :
– lulus dari ilmu komunikasi UNDIP,
– pergi ke luar negeri mengikuti suatu program 🙂
2 goal besar itu kalau bisa kecapai kayaknya bakalan impas banget untuk ke 23.
Selamat datang 22, mari bersama kita buat yang indah dan terus bersinar. Mari membuat sinar itu 🙂
‘kalau bukan diri sendiri siapa lagi yang mau berjuang membahagiakan diri ini !’
Rumah, 4 June 2014
9.51 P.M