Desember selalu identik dengan hujan, seperti sekarang rintik – rintik gerimis mematuk permukaan payung yang sengaja aku bawa. Kereta yang membawamu terlihat sudah sampai lima belas menit lebih cepat daripada kedatanganku. Langkahku melambat untuk memastikan aku baik – baik saja.
“Hey, maaf lama,” sapaku mengagetkanmu yang sedang menekuni buku. Seperti biasa kamu selalu mencintai buku – buku itu dan membawanya kemanapun kamu pergi.
“Lama,” ujarmu mendongak ke arahku dan membenarkan letak kacamata dengan air muka ketus. Aku tersenyum menggoda.
“Ya maaf, jam pulang kantor macet,” kilahku padahal aku memang sengaja terlambat agar ia yang menunggu atau mungkin ada sedikit cara mengulur waktu. Ia menarik kopernya dan kami berjalan meninggalkan stasiun.
“Lapar, karena kamu telat harus traktir aku makan,” timpalnya lagi tanpa menoleh ke arahku.
“Kenapa kamu jadi ikut – ikutan cara hukuman kayak aku?” dengusku pura – pura.
Sepiring nasi goreng kambing telah habis kamu lahap. Pastinya adalah kamu yang mampu membuatku tidak menyukai nasi goreng menjadi menyuapnya begitu saja tanpa lagi bercerita tentang kandungan gizinya yang nyaris tidak ada.
“Flight tengah malam besok?” tanyaku kemudian.
“Iya, ahh akhirnya aku pergi juga,” ujarmu tersenyum puas.
“Hmmm iya,” timpalku dengan senyuman.
“Jangan sedih, nggak usah sedih sedihan gara – gara aku,” katamu dengan nada mengejek. Hujan masih turun dengan deras ketika suapan terakhir tandas dari piring. Seperti biasa kamu selalu lebih dulu habis dibandingkan dengan aku.
Aku terdiam.
“Hmmm…. Kamu yang sering mendukungku untuk lanjut master, jadi…..”
“Bukan aku bukan sedih, justru aku sedang bahagia,” potongku.
Kamu melihat ke arahku. – Tapi sejurus itu aku tidak melihat ke bola matamu, mana mungkin aku bisa.
“Bahagia akhirnya kamu pergi, bahagia akhirnya jarak kita semakin jauh, dengan begitu semua akan berjalan lebih baik,” sambungku kemudian.
Kamu melihatku kemudian membuang muka.
Bertemu dengan dia dalam suatu peristiwa, melanjutkan setiap cerita tanpa peduli ada rasa. Pernah berpikir dalam macam cinta apakah yang sedang terasa. Sempat berpikir untuk memiliki, sampai akhirnya sadar bahwa mana mungkin itu terjadi tanpa pernah peduli apa yang tersisa dari semua ini.
“Nggak usah sok melankolis deh,” gerutumu dengan nada meninggi.
“Terima kasih tidak pernah berpikir menjadikan aku sebagai kekasihmu, terima kasih untuk semua ini,” lanjutku tanpa perduli apa yang dia fikirkan toh ini terakhir kalinya lusa kami akan terpisah jarak dan berbeda benua.
Kamu terdiam.
“Malam itu ketika kamu mengatakan semua ketidak mungkinan itu awalnya aku tidak percaya, sampai hari aku pergi aku baru sadar benar apa yang kamu katakan. Apa aku sakit hati? Iya, tapi ternyata kita memang harus menjadi dewasa dan sejak hari setelahnya aku mengerti akan ada satu titik bernama perpisahan. Seperti kamu bilang 1000 alasan cinta bahkan tidak menjadikan kita bersama, tapi cukup satu alasan kita untuk berpisah,” aku hanya mampu melihat bayanganku sendiri yang terbias dari gelas di hadapanmu.
“Aku bahagia tidak pernah menjadi kekasihmu, setidaknya tidak pernah ada yang harus benar – benar menanggung derita atas perpisahan tidak harus ada yang cukup terbebani untuk mempertahankan suatu hubungan. Kamu besok pergi, dan aku bebas oleh rasa itu.” Angin hujan mengayunkan rambutku ketika kamu menoleh ke arahku.
Kamu mendengus pelan sambil tertawa.
“Iya sama – sama, jangan bilang makasih lagi,” kamu mengusap pelan rambutku mencoba membenarkannya dari sapuan angin tadi. Sudah aku duga akan sulit menjadikan pertemuan ini menjadi sedikit sendu.
“Atas semua yang akan terjadi dan sudah terjadi, kamu memahami lebih dari apa yang aku pahami. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi, kamu berhak atas bahagia kamu,” katamu kali ini dengan lebih tenang suatu nada yang jarang aku temui.
“Iya, aku berhak buat bahagia. Makanya sana pergi, nggak usah balik lagi kalau perlu, dan jangan lupa di Belanda pergi dengan banyak gadis biar kamu nggak kesepian,” tambahku dengan nada menyindir.
Kamu tertawa. Kemudian memelukku erat, saat itulah air mata pertamaku jatuh.
Janjiku pada diriku sendiri selesai sudah.
Apa aku sedih? Iya.
Apa aku bahagia? Iya.
Waktu itu aku cuma pernah berkata bahwa tidakkah kita akan menemukan jua? Lalui saja dan kamu akan tahu ada dimana.
Desember datang untuk menjadikan kamu pulang. Desember datang terakhir untuk bertemu dengan Januari yang pertama. Siapa yang terakhir dan pertama, masih jadikah soal antara aku atau kamu? Ketika Tuhan mengajari untuk memberi daripada menerima saja.
It doesn’t take a genius
To read between the lines
And it’s not just wishful thinking
Or only me who’s dreaming
I know what these are symptoms of
We could be in love.
I ask myself why
I sleep like a baby through the night
Maybe it helps to know
You’ll be there tomorrow – We Could be In love
When Desember End #DEndSember
30/12
11.12 PM
Jakarta
Kalo gini, bahagia bukan ?
Ah, seharusnya bukan tagar #DEndSember tapi #Desemberia.
Toh, ikhlas bahagia 🙂
bahagia karena udah paham. Karena untuk bahagia memang harus memahami #tsah
Yaa tetep DEndSember sedihnya udah harus berakhir. hihihi
Perbedaan tak seharusnya membuatmu berpisah, karena seharusnya perbedaan menyadarkanmu bahwa kamu dan dia saling membutuhkan. Seorang pria yg tdk tahu bagaimana menghargai wanita adl pria yg tdk tahu bagaimana menghargai ibunya. Kegagalan adalah hal yang biasa. Kegagalan bukan berarti Tuhan menghukummu, namun Tuhan hanya mengarahkanmu kembali. Ketika kamu merasa tak ada yang peduli tentangmu. Bercerminlah, orang yang kamu lihat, membutuhkanmu lebih dari siapapun! Seorg pria yg hebat adl pria yg tetap menginginkanmu lbh dr apapun sekalipun pd saat ia memiliki segalanya. Jika kamu bertemu orang yang bisa membuatmu tersenyum ketika orang lain membuat menangis, teruslah bersamanya. Dia yang memberi bahagia yang tak dapat kamu jelaskan akan selalu menjadi alasan atas sedihmu yang juga tak dapat kamu jelaskan. Jangan terlalu memikirkan apa yg akan terjadi di masa depan. Tak peduli bagaimana kamu merencanakan, rencana Tuhan lebih baik dr rencanamu.
Hay, saya tidak tahu anda siapa. Tapi, saya sangat berterimakasih atas komen anda sampaikan. 🙂 Dan entah kenapa saya merasa bahwa komen anda sangat baik untuk didengarkan. Thanks
I simply want to say I am just very new to blogging and site-building and truly loved you’re page. Very likely I’m want to bookmark your blog . You absolutely have good well written articles. Thanks for sharing with us your web site.
I simply want to say I am just newbie to blogging and seriously savored you’re web-site. Very likely I’m going to bookmark your blog post . You absolutely come with excellent article content. Thanks a bunch for sharing with us your web-site.